JAKARTA – Revolusi Rusia adalah gerakan ideologis yang bertujuan untuk mengakhiri sistem feodal dan menggantikannya dengan paham komunisme. Revolusi ini terjadi di wilayah Rusia bagian Eropa Timur pada 1917 hingga 1923, yang menyebabkan dampak signifikan pada tataran global.
Revolusi ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk krisis ekonomi dan politik yang melanda Rusia pada awal abad ke-20, serta ketidakpuasan terhadap kepemimpinan otoriter Tsar Nicholas II. Saat itu Rusia sudah sangat lumpuh pasca perang dan menghabiskan uang untuk militer, persenjataan, dan lain sebagainya.
Selama masa kepemimpinan Tsar, gaya hidup yang dimiliki kaum elite dinilai sangat mewah dan berlebihan. Dikutip dari berbagai sumber, dengan keadaan Rusia yang seperti ini, Rusia pun dinilai menelantarkan rakyatnya.
Peristiwa Minggu Berdarah pada 1905, yang menewaskan ribuan orang dalam aksi protes, juga memicu ketegangan. Tsar yang enggan menerima kritik dan usulan mendorong munculnya kelompok liberal dan sosialis sebagai penentangnya, yang menuntut reformasi politik.
Revolusi Rusia terjadi dalam dua gelombang utama. Yang pertama, pada Februari 1917, mengakibatkan penggulingan Tsar Nicholas II dan pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Alexander Kerensky. Gelombang ini terjadi atas dasar sumber konflik sehingga rakyat pun bersatu untuk memberontak.
Gelombang kedua terjadi pada Oktober 1917, dikenal sebagai Revolusi Bolshevik, yang menggulingkan Kerensky dan membawa Vladimir Lenin dan kelompok Bolshevik berkuasa, mengarah pada pembentukan Uni Soviet.
Follow Berita Okezone di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.